Laman

Senin, 19 Februari 2018

[Movie Review] Black Panther (2018)



Dirertor: Ryan Coogler
Writers: Ryan Coogler, Joe Robert Cole, Stan Lee
Cast: Chadwick Boseman, Michael B. Jordan, Lupita Nyong’o, Andy Serkis, Danai Gurira, Martin Freeman, Forest Whitetaker, Daniel Kaluuya, Sterling K. Brown, Letitia Wright
Cinematographer: Rachel Morrison
Music by: Ludwig Gorasson
Genre: Adventure, Action
IMDb: 7.9/10
Saya: 7.5/10

Sewaktu nonton Captain America: Civil War, kita diperkenalkan dengan sesosok pahlawan baru yang menyerupai kucing garong yang pandai bela diri serta mempunyai teknologi canggi yang menudung kostumnya. Lalu, kita bertanya-tanya, sapa dah ni orang? Wakanda itu mananya Wamena? Kenapa dia pergi tanpa alasan yang jelas dan meninggalkan luka yang membekas?
Oke maaf.

Untuk lebih menjelaskan tentang asal-usul, latar belakang dan lain-lain, maka dibuatkanlah film solo sendiri. Semua hal diterangkan. Dari asal mula vibranium dan kaitannya dengan Wakanda sekarang. Dan saya rasa ini adalah sesuatu yang penting dalam rangka menyambut Infinity War. Karena, seperti yang kita tahu, dalam trailernya beberapa kali tanah wakanda disorot dalam kondisi peperangan dan lain-lain. Jadi, kelak kita nggak kaget kenapa Wakanda ini bisa saja menjadi pusat pertempuran.

Dibandingkan dengan film-film Marvel lainnya, elemen humor dalam film ini cenderung lebih sedikit. Selain karena karakter T’challa atau black panther ini adalah seorang raja, dan sudah sepatutnya raja nggak cengengesan dalam menjadi pemimpin. Namun, bukan berarti dia cemberut sepanjang film. Disinilah saya suka bagaimana karakter T’challa dikembangkan. Sisi humornya hanya diperlihatkan dengan keluarga dekatnya, khususnya si adek, Shuri, yang pinter tapi agak gesrek. Jadi diluar itu wibawa sebagai seorang raja tetap terlihat. 

Cerita yang diangkat pun bisa dibilang serius karena menyangkut kerajaan, yang mau tidak mau pasti bersinggungan dengan hal semacam politik. Jadi seperti Captain America: The Winter Soldier yang tersusun atas aksi secukupnya, twist yang wah bukan sampai wahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh dan lebih mementingkan cerita dan pengembangan karakter. Jadi, mungkin beberapa dari kalian bakal ngerasa beda. Dalam artian baik. Karena hal itu member warna pada MCU itu sendiri. Hanya saja, humornya lebih banyak di Black Panther ini.

Selain Chadwick Boseman sebagai T’challa atau Black Panther yang tegas dan berwibawa, ada juga karakter-karakter lainnya yang memberi kesan tersendiri. Dan beberapa nama lain yang cukup familiar bagai saya. Ada Michael B. Jordan yang dulu pernah berperan menjadi Human Torch di Fantastic four, sama seperti Chris Evans(sekarang Captain America) namun beda versi. 

Di sini, Michael berperan sebagai Killmonger yang berdarah dingin dan punya komitmen yang kuat. Selain ini seliweran ada Danai Gurira (The Walking Dead series) sebagai general Okoye, Sterling K. Brown(This Is Us series) sebagai N’Jobu, Daniel Kaluuya(Get Out) sebagai W’Kabi dan ada seseorang yang saya pernah lihat, tapi agak lupa. Setelah saya cari tahu ternyata namanya Lupita Nyong’o (Saya melihatnya di 12 Years Slave) dan berperan sebagai Nakita, mantannya T’challa. Selain mereka ada juga nama-nama besar macam Martin Freeman, Andy Serkis, Forest Whitetaker.

Dipikir-pikir nama-nama karakternya lucu juga. Dan yang paling gesrek adalah M’Baku. Dia adalah salah satu sumber tawa di film ini, selain karakternya Andy Serkis, Ulysses Klaue. 

Terus terang saya blank mendengar nama sang sutradara, Ryan Coogler. Ternyata dia adalah sutradara Creed (2015). Saya belum menontonnya, tapi kata orang-orang bagus. Jadi saya tidak bisa membandingkan dengan karya-karya miliknya yang lain. 

Nilai plus lainnya adalah sountracknya yang sangat mendukung tiap adegan. Perpaduan antara hiphop dengan musik tradisional khas afrika, serta suara-suara dan scoring yang khas. Serasa kita tengah berada di tanah Wakanda dengan segala kecanggihan teknologi, adat, keindahan alamnya dan hal-hal mistis di dalamnya.

Film ini akan menjadi membosankan jika sampeyan menontonya dengan kondisi capek, karena ceritanya cenderung serius, bukannya asyik menyimak malah asyik mengorok. Jadi, pastikan kondisi klen segar dan jangan terlalu berharap banyak pada guyonan-guyonan khas seperti film-film marvel lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar